Wednesday, February 06, 2013

Prostitusi Siswi SMA Memprihatinkan
“Aku paling suka kalau ditugaskan ke Manado. Wanitanya cantik-cantik, Bibir Manado is the best.
Apalagi ayam Putih Abu-abu,” Seperti itu canda seorang pejabat di salah satu instansi di Jakarta kepada wartawan Manado Post, beberapa waktu lalu. Diakui atau tidak, kesan negatif terhadap wewene Manado telah terdoktrin di kepala para lelaki hidung belang di berbagai daerah di Indonesia. Fenomena yang sebenarnya terjadi juga di berbagai daerah lain. Namun, Manado lebih terkenal karena wanita-wanitanya yang identik dengan kulit putih dan wajah cantik.

Selain prostitusi jalanan dan kelab malam, beberapa tahun terakhir fenomena jual beli ‘daging mentah’ di Manado dan Sulawesi Utara (Sulut) diramaikan istilah ‘Ayam Kampus’. Market para mahasiswi cantik menggeser eksistensi wanita penghibur di kelab malam. Bahkan, tempat-tempat hiburan banyak memakai ladies Ayam Kampus. Namun, eksistensi Ayam Kampus yang berusia antara 18-22 tahun belakangan mulai tergusur. Para anak baru gede (ABG) SMA berseragam Putih Abu-abu makin beringas dan terang-terangan melakoni sisi hitam kehidupannya. Eksistensi Ayam Abu-abu juga mendapat respon positif di pasaran para lelaki hidung belang. Mulai dari eksekutif muda sampai kakek-kakek berduit jadi target market Ayam Kampus. Termasuk juga para tamu dari luar daerah yang butuh teman tidur saat tugas ke Manado.

Hasil investigasi tim Xpresi Manado Post berhasil meminta keterangan dari 3 siswi Ayam Abu-abu dari salah satu sekolah ternama di Manado. Trio ini punya semacam koordinator yang bertugas mengatur schedule making love (ML). Singkatnya, sang koordinator itu adalah germo bila laki-laki atau mucikari kalau perempuan atau pria yang setengah perempuan alias banci. Mulai dari penjemputan sampai tempat kejadian pemain (TKP) diatur sang koordinator.

Pengakuan salah satu Ayam Putih Abu-abu, sebut saja Teratai, ia sudah terbiasa dengan permainan kotor seperti ini. “Pelanggan kami mulai dari pejabat sampai sopir mikro juga ada. Asalkan harganya cocok,” kata gadis cantik berambut panjang dan kulit putih itu sambil meminta namanya tak dikorankan. Ia pun bercerita tentang awal dirinya dan rekan-rekannya Ayam Putih Abu-abu terjerembab ke dunia hitam. “Kalau aku pertama mengenal sex dengan pacar saya. Kami satu sekolah dan sudah pacaran sejak kelas 1,” ujar siswi kelas 3 itu.

Setelah berkali-kali melakukan hubungan laik sensor dengan pacarnya, ia akhirnya menjadi terbiasa. Dan saat putus dengan sang pacar dengan mudahnya ia terjerumus ke dunia prostitusi. Karena bergaul dengan teman-teman yang lebih dulu menjadi pemain, ia akhirnya ikut-ikutan. Gadis yang berasal dari keluarga yang sebenarnya tergolong mampu itu, terbawa arus pergaulan masa kini. “Dapat uangnya cepat, tak perlu merayu orang tua untuk dapat uang. Cukup ML dapat banyak uang. Sehari bisa beberapa kali ML sudah jutaan,” tambahnya, dibenarkan kedua rekannya. Sekali ML, mereka mendapatkan bayaran mulai dari Rp500 ribu sampai Rp1 juta untuk short time.

Ayam Putih Abu-abu memang jarang bisa melayani full time atau semalam suntuk. Paling banyak mereka melayani tamu di saat jam sekolah. Tentu saja harus bolos sekolah. Keluar rumah sesuai jam berangkat sekolah, tapi tak langsung bertemu target. Biasanya berkumpul dulu di hotel atau rumah teman sambil menunggu panggilan atau jam janjian. Tapi ada juga yang masuk sekolah dan bolos di jam tertentu saat tiba waktu ketemu target. Bagi yang melayani tamu di luar jam sekolah, Ayam Putih Abu-abu harus mencari berbagai alasan untuk mendapatkan izin orang tua. Les tambahan dan kerjakan pekerjaan rumah (PR) di rumah teman adalah beberapa alasannya. “Tapi ada juga sih beberapa di antara kita yang melayani di jam malam. Yah, biasanya lompat jendela kamar supaya tak ketahuan orang tua. Cuma pulangnya pun tak bisa pagi, paling lama jam 4 atau 5 pagi,” tambahnya sambil tertawa lepas.

Dengan status sebagai Ayam Putih Abu-abu, para gadis cantik itu bisa mendapatkan Rp2 juta sampai Rp3 juta per hari. Menariknya, bagi yang masih perawan banderolnya dipatok di kisaran Rp5 juta sampai Rp15 juta. Biasanya tergantung nego. Kalau kriterianya mendapatkan nilai tinggi di mata para pria hidung belang, pasti harganya tinggi. Bahkan bisa lebih dari Rp15 juta. Bayaran tinggi juga biasa didapatkan saat nasib mujur melayani tamu pejabat atau pengusaha sukses. Saat mendapat ‘relasi’ pejabat atau pengusaha sukses, keuntungan bisa berlipat. Sering tanpa ML mereka mendapatkan transferan dana dari pejabat tau pengusaha itu. Tapi, mesti siap sewaktu-waktu saat dibutuhkan. “Tapi untung. Saya punya relasi opa-opa pengusaha kaya. Kalau ketemu saja jarang ML karena sudah tua. Tapi selalu dapat duit,” katanya. Setelah main, sekali melayani tamu, mereka harus menyetor minimal 10 persen dari bayaran ke koordinatornya. “Kalau Rp500 ribu paling kurang kasihnya Rp50 ribu.”

Sementara, dari investigasi terhadap beberapa siswi lain diketahui seperti apa modus-modus pertemuan saat akan ML. Mawar (nama samaran, red) mengatakan, untuk bertemu target ia biasanya langsung janjian di hotel. Sang pembeli sudah memesan kamar dan menunggu di hotel. “Kami takut datang sendiri dan mengajak beberapa teman saat akan ML di hotel. Jadi target harus memesan dua kamar. Satu untuk main yang lainnya buat teman-teman menunggu,” terang siswi kelas 1 SMA itu. Modus lain, siswi berseragam janjian menunggu di suatu tempat lalu dijemput pemesan. Itu juga menjadi ajang pameran di etalase, beberapa siswi berdiri bersamaan dan saat menjemput pemesan menentukan siapa yang akan melayaninya. “Kalau ada yang sudah senang dengan salah satu di antara kita sering mereka jadi pelanggan tetap dalam waktu cukup lama,” ungkapnya.

Para germo dan mucikari juga sering menjajakan dagangannya di pusat-pusat perbelanjaan. Saat ada yang memesan, si cewek tinggal disuruh melintas di depan restoran tempat si pemesan menunggu. Kalau OK, langsung janjian menuju hotel. Hasil dari menjual diri itu dipakai untuk hura-hura. Dugem di kelab malam, beli HP baru, makan sampai traktir-traktir teman di pusat-pusat perbelanjaan. Saking laris manisnya Ayam Putih Abu-abu saat ini, banyak juga mahasiswa atau Ayam Kampus yang berpura-pura menjadi siswi SMA. Cukup bermodal seragam SMA saat bertemu target. Namun, di balik itu sekolah para Ayam Putih Abu-abu ini kacau. Beberapa ada yang hamil dan harus berhenti sekolah lalu terpaksa menikah karena kebobolan.

Padahal agar tak hamil ada yang sudah ber-KB. Itu terpaksa dilakukan karena banyak pelanggan yang tak suka pakai kondom. Yang seperti itu tinggal dibicarakan dan pastinya berpengaruh pada harganya. Setelah hamil. Menikahnya dengan pacar mereka yang tak tahu dengan status sampingan si gadis selama ini. Dari sebagian besar sumber Ayam Putih Abu-abu, sebagian besar di antaranya terjerumus karena broken home. Misalnya, keluarga yang tak harmonis atau mendapat didikan yang salah karena ada anggota keluarga duluan menjadi wanita panggilan. Menariknya, banyak juga di antara mereka yang berasal dari orang berduit.

Kenapa sampai terjerumus mereka mengaku ketagihan berhubungan badan. Selain itu supaya bisa dianggap gaul dan tak dikucilkan teman saat tak mau ikut Dugem dan bolos. Dan hal itulah yang biasa menjadi awal lahirnya Ayam Abu-abu baru.(***)

Perlu Pengawasan Bersama
Banyak hal yang menyebabkan seks bebas di kalangan pelajar, termasuk siswi SMA. Namun satu yang pasti, keluarga atau orang tua dianggap gagal membimbing anaknya. Sekolah juga dinilai tak mampu menanamkan nilai-nilai moral terhadap siswanya. Kadis Diknas Sulut Drs Star Wowor MSi angkat bicara mengenai hal ini. Menurutnya ada beberapa poin yang harus diperhatikan dan dilakukan oleh semua stakeholder pendidikan. “Sebisa mungkin pergerakan siswi diperkecil dengan melakukan Sidak. Kita harus berikan perhatian khusus terhadap hal ini,” kata Wowor kepada wartawan Manado Post, Senin (27/8) kemarin.

Ia menambahkan, guru harus melakukan kajian terhadap dugaan gejala anak-anak saat akan terjerumus. Biasanya terdeteksi dari gaya hidup dan penampilan glamour di sekolah. “Ruang gerak mereka dibatasi, guru juga berkoordinasi dengan orang tua siswa untuk pengawasan,” tuturnya. Ia meminta para guru untuk mengambil tindakan saat mengetahui siswanya menempuh jalan yang salah. Menjual diri demi mendapatkan rupiah untuk memenuhi kebutuhan hura-hura. “Kalau dibiarkan akan berpengaruh pada siswa lain.” Ia mengatakan, para siswa saat ini sedang mencari jati diri sehingga hal menarik dan dianggap ‘gaul’ akan diikuti. “Jika terindikasi ada siswi yang seperti itu lebih baik mengundurkan diri dari sekolah secepatnya. Kalau tidak diberhentikan saja,” tegasnya. Kata Wowor, peran orang tua wajib berperan serta. Tak hanya sekadar mengawasi aktivitas anak, orangtua harus mampu menjaga dan menggiring anak pada aktivitas asmara yang ‘wajar’.

Sebuah ‘Hotline’ Pendidikan Surabaya menyatakan, 45 persen dari siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) memiliki pandangan apabila seks bebas dengan orang yang mereka sayangi (pacar) adalah sah-sah saja. Dan setelah melakukan hubungan suami istri dengan pacar siswi bisa dengan mudah terjerumus. Wowor mengatakan, keluarga juga mesti mampu menciptakan ekosistem yang nyaman bagi anak. Memperhatikan perkembangan dan aktivitas anak. Seperti membatasi aktivitas yang berkaitan dengan tontonan, pergaulan dan jejaring sosial. Menurut survei ‘Hotline’ Pendidikan Surabaya dari Sepetember hingga Desember 2011, televisi memiliki pengaruh 52 persen, pengaruh teman sebesar 42 persen, dan jejaring sosial sebanyak 27 persen. Sementara itu, pengamat pendidikan Sulut Dr Max Ruindungan MPd angkat bicara mengenai hal ini. Ia menilai, keadaan anak muda saat ini sedang mengalami pergeseran orientasi nilai hidup dari ideologis spiritual ke materialisme atau pragmatisme. Menurutnya, perlu dilakukan revolusi moral untuk mengendalikan sikap dan karakter anak muda yang semakin materialistik dan pragmatis. “Diperlukan pendekatan baru di dunia pendidikan,” tambahnya.(***)