Wednesday, February 06, 2013

Pengakuan Ayam Abu-abu Sulut, Sering Dihubungi Pejabat Daerah


 Fenomena Ayam Putih Abu-abu di Sulawesi Utara (Sulut)dari hari ke hari makin menggairahkan. Keseimbangan supply dan demand membuat penyakit masyarakat ini tambah eksis. Para pelanggannya berasal dari berbagai kalangan, bahkan sampai ke jajaran pejabat daerah. Investigasi wartawan Manado Post yang dilakukan Selasa (28/8) terhadap salah sorang Ayam Putih Abu-abu sedikit mengungkap cukup banyak hal. Dari modus-modus transaksi Ayam Putih Abu-abu sampai ke para relasinya.


Melati (nama samaran), siswi kelas 2 di salah satu SMA di kawasan Teling telah duduk manis di salah satu cafe di sebuah pusat perbelanjaan di kawasan Boulevard. Siswi berparas cantik ini diketahui salah satu Ayam Putih Abu-abu teman sekelasnya, teman salah satu tim investigasi Manado Post. Dari temannya itu diperoleh informasi kalau Melati akan melakukan transaksi terlarang dengan pria hidup belang.



Sore itu, sekira pukul 16.00, dengan rambut hitam indah terurai sebahu dan kulit putih bersinyah, ia duduk sendiri di sudut cafe tersebut. Sesekali ia mengambil HP BlackBerry dari dalam tas, sambil matanya jelalatan kanan kiri. Berjarak sekira 5 meter dari tempat duduknya, wangi parfum Melati sesekali tercium begitu wangi menggoda. Dengan pakaian yang modis dan agak seksi, keberadaannya pun menjadi perhatian siapapun di tempat itu.


Sekira 15 menit kemudian, datang dua sahabatnya, gadis-gadis yang tak kalah cantik dan berpenampilan modis. Ketiganya Cipika Cipiki kegirangan saat bersua. Ternyata mereka kegirangan karena berhasil mencari alasan untuk keluar rumah. Mengelabui orang tua dengan berbagai alasan untuk mencari tamu.


Seperti sempat terekam dari percakapan mereka. Terdengar salah satu di antaranya mengatakan, ia pamit kepada orang tua untuk mengerjakan pekerjaan rumah (PR) di rumah teman. Dari rumah berpakaian apa adanya, lalu berganti baju agak seksi dan berdandan sedikit menor di rumah teman.



Saat ketiganya sedang larut dalam kegirangan, BlackBerry Melati berdering. Ia lalu mengangkatnya sambil menunjukkan layar Ponsel kepada ke dua rekannya. Melati mengangkatnya dengan mode speaker yang diperkecil. Ketiganya saling mendekatkan kuping, sama-sama mendengarkan percakapan Melati dengan si penelepon.


Setelah menutup telepon, ketiganya tampak siaga, agak gelisah seperti menunggu seseorang. Sampai di cafe tersebut masuk tiga orang pria berusia sekira 40-50-an. Kedua pria berpenampilan mentereng itu duduk di meja yang bersebelahan dengan para ABG tadi.

Awalnya, antara ke dua meja bersebelahan itu tampak tak saling kenal.


Namun, lama kelamaan tampak terjadi percakapan dengan bahasa sandi antara Melati dengan salah seorang pria. Melati lebih dulu memberikan sinyal dengan menatap ke arah dua rekannya lalu melihat ke arah si pria. Di samping meja, si pria lalu mengangkat jempol kanan memberikan tanda OK terhadap penampilan para gadis.


Para pria itu tak duduk lama. Hanya memesan minum lalu beranjak sekira 15 menit dari cafe tersebut. Namun, saat akan keluar dan melewati para gadis, sebuah tisu tampak diselipkan salah seorang pria ke meja Melati Cs. Melati lalu membuka tisu itu. Ternyata di dalamnya beberapa lembar uang untuk membayar makan dan minum di cafe. Rekan Melati lalu mengambil tisu itu dan tampak menyalin sebuah nomor Ponsel. Rupanya, si pria meninggalkan memo dan nomor Ponsel di tisu tersebut.



Tak lama berselang, Melati Cs juga beranjak. Namun, ketiganya berjalan terpisah berjarak sekira 5 meter satu sama lain. Rupanya memo itu berisi pesan yang mengatur skenario terlarang mereka. Biasanya, berisi nomor Ponsel atau nama hotel serta nomor kamar yang sudah booking.



Mereka menuju ke tempat parkir pusat perbelanjaan tersebut. Dari kejauhan terlihat ketiganya di jemput tiga mobil berbeda. Tim investigasi lalu bergegas dan berhasil membuntuti dua mobil. Satunya lagi telah lebih dulu menghilang. Tim berpencar, yang satu mengikuti Mobil Toyota Fortuner ke arah Pusat Kota dan mengarah ke Jalan Jenderal Sudirman. Sampai tiba di depan sebuah hotel berbintang di ruas Jalan tersebut, mobil berwarna putih itu banting setir dan masuk ke basement.



Si gadis lalu turun duluan dan langsung masuk lift. Lalu disusul si pria yang tampak tegang dan berjalan penuh rasa khawatir. Keduanya berdiri di depan lift pura-pura tak saling kenal. Sampai lift lalu terbuka dan keduanya masuk menuju kamar hotel.


Dari hasil investigasi tim terhadap para pria hidung belang, diketahui hotel itu memang menjadi tempat favorit. Dari basement yang tersembunyi, tamu langsung ke kamar tanpa terlihat banyak orang di lobi hotel.


Sementara, dari mobil satu lagi yang berhasil dibuntuti, tim mendapatinya menuju sebuah kawasan perumahan elit di Manado. Rumah yang tampak sepi dan tak berpenghuni. Si pria sendiri yang membuka gembok pintu saat tiba di depan ruman. Rupanya, itu rumah sewaan atau memang dibeli dan dipersiapkan untuk bisa enjoy dengan para wanitanya.


Kembali ke hotel, sekira pukul 20.00, si gadis tampak keluar di basement dari hotel tanpa si pria. Ia dijemput sebuah mobil Honda Jazz yang tampak masih baru. Di dalamnya ternyata si
Melati yang membawa mobilnya. Dari sana, mereka menuju ke pusat perbelanjaan tadi.


Masuk ke parkiran pusat perbelanjaan, Melati dan temannya tak turun dari mobil. Mereka menunggu di dalam sampai mobil lain yang membawa teman mereka ke perumahan elit tadi datang. Mobil si pria diparkir tepat di samping Honda Jazz Melati. Rekan Melati lalu turun dari mobil dan berpindah mobil. Tak lama berselang, ke dua mobil itu keluar dan berpisah. Seperti itulah sebagian modus transaksi terlarang Ayam Putih Abu-abu.


Menariknya, dari gambar yang berhasil diambil diam-diam dari ketiga pria tadi, belakangan diketahui mereka adalah pejabat di salah satu kabupaten/kota di Sulut. Itu mungkin sudah biasa. Karena dari sejumlah Ayam Putih Abu-abu yang berasil dimintai keterangan, mereka mengaku memang sering melayani pejabat. Bahkan sampai ke bupati/wali kota.


“Tapi kepala daerah di luar Manado. Jadi kalau tugas luar ke Manado pejabat meminta kami menemani istirahat sejenak mereka di hotel,” katanya. Ia menyebutkan, para pejabat itu terdiri dari para petinggi eksekutif sampai ke legislatif. “Kontraktor, pengusaha tua dan muda semua kami layani juga. Sering pejabat datang bersama mereka,” aku salah satu siswi SMA di Manado. Bahkan, ada yang sudah menjadi langganan tetap dan selalu mengontak Ayam Putih Abu-abu tiap kali ke Manado. 


Dari sekali melayani kelas pejabat tersebut, mereka bisa mendapatkan bayaran mulai dari Rp3 juta sampai Rp15 juta. Tergantung nego dan penampilan si gadis. Kalau di mata pria hidung belang sangat cantik pastinya bayarannya lebih mahal. Tinggi rendahnya bayaran juga tergantung berapa kali main atau lamanya waktu ditemani. Semalam suntuk bisa sampai Rp15 juta.



Sangat disayangkan bila memang pernyataannya soal para pejabat itu benar. Harusnya pejabat yang adalah pengayom masyarakat memberikan teladan yang baik. Bukannya merusak para siswi Ayam Putih abu-abu yang juga genarasi muda harapan bangsa.


Hal itu dibenarkan Wakil Ketua Dewan Kota (Dekot) Bitung Ir Maurits Mantiri. Menurutnya, eksistensi Ayam Putih Abu-abu tak lain karena para pejabat ikut mengkonsumsinya. Karena ketagihan mendapatkan uang banyak, para siswi makin terjerumus ke lembah dosa. “Dan penyakit ini menular ke teman-teman sekolah para siswi itu,” sesal Mantiri kepada wartawan Manado Post, Selasa (28/8) kemarin.


Terkait penyakit sosial itu, psikolog....  mengatakan, masalah prostitusi remaja ini sangat kompleks dan tidak sederhana. Dijelaskannya, secara umum, anak remaja ada dalam fase mencari identitas yang sangat krusial sebagai landasan menuju masa dewasa. “Pada fase ini remaja akan menentukan nilai atau value yg dianut baik moral, religiusitas dan spiritualitas,” katanya.



Ia mengatakan, penting dalam masa itu menanamkan sistem atau moral yang baik dan benar. Ditanamkan orang tua dan sistem pendidikan sejak dini di sekolah. “Bahwa nilai-nilai kesucian, kecantikan pribadi, kejujuran, kerja keras untuk sukses lebih tinggi dan luhur nilainya dari kekayaan, kecantikan fisik atau lahiriah serta kenikmatan sesaat,” tambahnya.(***)

No comments: