Saturday, April 02, 2005

Frigiditas dan Emosi Seksual Wanita

Yang Dimaksud Frigiditas

Jangan buru-buru mengklaim diri Anda sebagai ‘frigid’ hanya karena gairah seks Anda lebih rendah daripada pasangan Anda. Bahayanya banyak orang yang menjadi frigid sebelum dirinya benar-benar frigid. Hal itu disebabkan karena ia berasumsi bahwa dirinya sudah frigid. Perasaan frustrasi terhadap diri sendiri (karena tak punya gairah sebesar pasangannya) akan memicu runtuhnya kepercayaan diri.

Tak semudah itu mendefinisikan frigiditas. Beberapa pakar berpendapat, frigiditas harus didiagnosa oleh seorang ahli, melalui penerapan teori-teori yang berlaku.

Definisi yang paling praktis dari frigiditas adalah suatu keadaan dimana seseorang kehilangan sama sekali gairah seksnya dan tidak berkemauan membangkitkannya lagi. Hal ini dapat disebabkan oleh adanya perasaan kecewa yang mendalam terhadap pasangan, perlakuan kasar, picik dan tidak adil, trauma seks masa lalu, pemerkosaan, dan lain-lain. Penyebab lain yang juga berperan adalah keadaan psikologis tertentu, misalnya depresi, stress, atau adanya gangguan fungsi kelenjar gondok.

Adanya definisi yang meluas terhadap gejala terhambatnya gairah seks menyebabkan penanganan frigiditas, kini berbeda dengan dahulu. Jika dahulu yang ditangani hanya wanita saja, kini kedua belah pihak: laki-laki dan wanita.

Frigiditas dapat disembuhkan jika faktor-faktor penyebabnya telah ditemukan dan diobati. Para ahli terapi seks, menyembuhkan frigiditas dengan menyelidiki perasaan-perasaan yang secara langsung maupun tak langsung merintangi kepuasan seks seseorang. “Kadang, ada sebuah luka di awal kehidupan mereka yang membekas sebagai penderitaan, sehingga tidak pernah dapat diatasi dengan baik. Dengan demikian, kekecewaan demi kekecewaan akan semakin menumpuk saja,” kata seorang pakar. Jadi, frigiditas memang perlu disembuhkan lewat terapi yang cukup panjang.

Jika faktor penyebab telah berhasil diatasi, maka lambat laun seseorang akan mulai menikmati suatu hubungan seks, hingga mencapai kepuasan. Kepuasan seks yang dicapai, secara langsung akan meningkatkan pula kebutuhannya terhadap seks.
----------------------

Libido Dan Siklus Menstruasi
Emosi seksual kita ditentukan oleh siklus menstruasi. Bagaimana mendeteksinya?

Hari 1 sampai 5: 'Gencatan Senjata'
Pada masa ini, wanita yang sudah menikah menghindari segala bentuk hubungan seksual. Kadar estrogen mulai berkembang dan mempunyai andil dalam improvisasi gairah kita. Ingat, karena kadar estrogen masih relatif rendah, sedikit mustahil membangkitkan libido pada masa ini.

Hari 7 sampai 10: Gairah Tinggi
Produksi sel telur pada indung telur sudah memasuki putaran berikutnya dan estrogen jadi semakin gencar 'menyerang' sistem tubuh. Inilah saatnya bercinta! Meskipun kita sedang merasa bergairah luar biasa, orgasme tidaklah begitu penting bagi kita, karena pada masa ini kita lebih tertarik pada sentuhan fisik yang lembut dan penuh kasih sayang.

Hari 14: Hati-hati!
Masa pembuahan dan produksi estrogen mencapai puncaknya. Pada masa ini, hormone testoteron punya andil besar dalam mengobarkan gairah seksual kita. Kita jadi lebih agresif, karena 'kolaborasi' antara hormon estrogen dan oksitosin mempengaruhi perkembangan sensitivitas terhadap sentuhan.

Hari 17 sampai 22: Mundur!
Pada masa ini, kadar progesteron atau si hormon penolak mulai aktif. Begitu hormon ini muncul ke permukaan, perasaan kita jadi dingin, lekas marah dan tidak ramah. Zona erotis yang sensitif pada tubuh kita menjadi 'kebal' dan untuk sementara tidak ada tempat untuk orgasme.

Hari 24 sampai 28: 'Swalayan'
Kadar estrogen dan progesteron semakin menipis, dan testoteron-lah yang mengambil alih kendali gairah kita. Tubuh kita akan memberi sinyal bahwa dia siap bercinta, meskipun otak kita menolak mentah-mentah. Bisa jadi hormon yang gonjang-ganjing pada masa ini mendorong kita untuk melakukan 'swalayan'.

Note" Bener atau tidaknya uraian di atas dapat anda bandingkan dgn pengalaman anda sendiri, kalau saya sich memang begitu... banyak benernya, yach 80 persen lah... (blue angel)

No comments: