Saturday, April 02, 2005

Erotika (Erotica)

Erotika (Erotica)

Erotika
adalah bahan atau alat yang mampu membangkitkan minat seksual atau yang digunakan untuk meningkatkan pengalaman seksual. Istilah ini, yang pada 1980 diperkenalkan Gloria Steinem dalam artikelnya, merujuk ke bahan yang memuat interaksi cinta yang tidak hanya bersifat seksual. Umumnya erotika ada dalam bentuk tulisan eksplisit seksual atau gambar visual seperti foto, gambar dan film. Alat yang diproduksi untuk membuat variasi atau meningkatkan kenikmatan kegiatan seksual, atau "mainan seks", juga tergolong dalam erotika.

Tulisan dan bahan eksplisit seksual sudah ada sejak zaman kuno dan terdapat dalam banyak kebudayaan. Dengan adanya sistem hukum modern, bahan eksplisit seksual tertentu - tergantung tingkat eksplisitasnya dan berdasarkan interpretasi si pengamat - kini digolongkan sebagai cabul. Mahkamah Agung AS sudah menetapkan standar hukum untuk kecabulan, yang selalu diterapkan pada tingkat negara bagian dan lokal, tetapi hal ini sangat sukar untuk diterapkan terhadap kasus individu. Tidak ada perumusan khusus yang mampu membedakan erotika dan kecabulan (juga disebut dengan pornografi), sehingga seringkali keputusan berada di tangan masyarakat dan pihak perorangan.

Ada banyak alasan orang tertarik dengan erotika. Melihat dan membaca erotika memberikan tambahan pengetahuan dan menjadi bahan perbandingan terhadap anatomi dan perilaku seksual. Sebagian orang memanfaatkan bahan erotika untuk membangkitkan gairah seksual dengan cepat atau untuk mempertahankannya, tergantung selera seseorang pada saat itu. Beberapa orang menggunakan bacaan, gambar atau film erotis untuk melakukan masturbasi. Seperti fantasi seksual, erotika memicu imajinasi dan memungkinkan orang untuk mengatasi aspek terlarang atau menakutkan dari seks di dalam lingkungan terkendali imajinasi. Erotika memberikan orang kesempatan untuk melakoni dalam pikiran tindakan yang mereka harap bisa mereka lakukan pada suatu waktu atau yang menjadi sumber rasa ingin tahu mereka. Yang lainnya menggunakan erotika terutama untuk meningkatkan gairah seksual mereka, tetapi bukan untuk dijadikan aktivitas utama dalam seks, untuk merangsang pasangan mereka, atau hanya untuk sekedar memperkaya pengalaman seksual dengan pasangan mereka.

Pemilihan jenis erotika tergantung kepada selera masing-masing orang. Beberapa orang lebih menyukai aksi nyata yang ditawarkan film, sementara yang lain lebih suka mengumbar fantasi mereka pada gambar atau foto dan yang lain justru menganggap bahwa bacaan eksplisit mengandung potensi erotis yang lebih besar. Apapun bentuknya, efek yang ditimbulkan tidak banyak berbeda. Sebaliknya, kandungan erotika tersebut, bukan gaya penyajiannya, memiliki dampak khusus. Orang lebih mungkin terangsang oleh kandungan yang berhubungan dengan mereka, dan sajian aktivitas seksual yang mereka anggap sebagai tidak nyaman atau menjijikkan justru mereka tolak.

Gairah seksual yang timbul akibat penggunaan erotika bisa bersifat psikologis dan fisik. Banyak peneliti menemukan perubahan psikologis yang spesifik pada orang yang sedang menonton film erotis, membaca tulisan erotis, atau mendengarkan kaset yang berisi cerita erotis. Laki-laki seringkali mengalami ereksi sementara perempuan mengalami perubahan pada aliran darah vagina atau lubrikasi. Secara umum diasumsikan bahwa laki-laki memberikan respon yang lebih sering dan lebih kuat terhadap erotika daripada perempuan. Penelitian menunjukkan bahwa ini tidak selalu benar. Baik laki-laki maupun perempuan bisa mempunyai respon yang sama terhadap bahan erotika, meskipun jenis erotikanya (gaya, isi, plot) dapat cukup berpengaruh dalam menentukan efektifitasnya. Disamping itu, sampai sekarang, kebanyakan erotika dikembangkan oleh pria untuk pria. Ini bisa menjadi salah satu alasan kenapa perempuan tidak begitu tertarik dengan bahan erotis tradisionil laiknya laki-laki

No comments: