Sunday, July 11, 2004

Seputar Kecanduan Seks

Seputar Kecanduan Seks

ISTILAH kecanduan seks diartikan sebagai tingkah laku akibat dorongan seksual yang luar biasa intens atau terobsesi akan seks. Pikiran orang yang bersangkutan didominasi oleh seks sehingga pekerjaan atau kehidupan kehidupan sosial dan hubungan cintanya terganggu. Pria maupun wanita bisa saja jadi pecandu seks.
Masalahnya pecandu seks umumnya merasa tidak ada yang salah dengan dirinya. Mereka akan menyangkal jika ada yang mengatakan dirinya bermasalah. Mereka pandai menemukan berbagai alasan untuk kelakuannya yang sebenarnya secara umum dianggap menyimpang.

Sejumlah gejala atau tanda-tanda seseorang kecanduan seks:

- Masturbasi berlebihan.
- Menjalin hubungan dengan banyak pasangan.
- Terobsesi dengan materi pornografi.
- Melakukan seks lewat telepon atau komputer (cybersex) secara intensif.
- Terlibat mendalam dengan prostitusi.
- Suka pamer genital (exhibitionism).
- Suka mengintip orang berhubungan seks.
- Suka melakukan pelecehan seksual.
- Pemerkosaan atau kekerasan seksual lainnya.
- Pedophilia.

Bedanya pecandu seks dan penikmat seks, pecandu seringkali tidak peduli jika dirinya dalam bahaya saat ingin melakukan aksi seksualnya. Penikmat seks masih bisa berpikir ‘lurus’ dan mundur jika aksi seksualnya akan mendatangkan bahaya atau malu, baik pada dirinya ataupun pada pasangannya. Sedangkan pecandu akan jalan terus dan tidak peduli dengan konsekuensinya.

Seringkali pecandu merasa malu atau bersalah setelah melakukan aksinya, tapi tetap saja ia tak bisa mengontrol hasratnya. Umumnya mereka tidak mendapatkan kepuasan berarti dari aksinya, hanya kesenangan sesaat seperti jika orang kecanduan narkoba sedang high.

Banyak orang yang berpikir kecanduan seks seharusnya lebih mudah untuk berhenti dibandingkan kecanduan narkoba, alkohol atau merokok, sebab tidak melibatkan zat kimia pecandu.

“Dalam kecanduan seks, dan juga kecanduan judi, kita memang tidak memasukkan zat kimia dalam tubuh. Sebenarnya zat kimia yang membuat kita kecanduan diproduksi oleh otak kita, dengan konsumsi bahan kimia dari luar maupun tidak,” kata Dr Patrick Carnes, direktur bagian penyimpangan seksual di Meadows Treatment Center, Arizona, AS.

Mengobati kecanduan seks, seperti kecanduan lainnya, sangat tergantung dari orang bersangkutan. Jika ia bisa menyadari bahwa perbuatannya salah dan ada kemauan untuk mengubahnya, ‘pengobatan’ menjadi lebih mudah.

Proses pengobatan bisa berupa serangkaian terapi mengenai kesehatan seksual, hubungan cinta yang sehat, pernikahan, atau mengikuti program support group. Terkadang obat-obatan tertentu, seperti Prozac atau Anafranil, diperlukan untuk menahan dorongan seksual yang berlebihan. (ast)

No comments: